Beranda | Artikel
Kebutuhan Manusia Kepada Ilmu Adalah Kebutuhan Yang Mendesak
Kamis, 17 September 2020

Bersama Pemateri :
Ustadz Abdullah Taslim

Kebutuhan Manusia Kepada Ilmu Adalah Kebutuhan Yang Mendesak adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Keutamaan dan Kemuliaan Ilmu. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Abdullah TaslimM.A. pada Kamis, 29 Al-Muharram 1442 H / 17 September 2020 M.

Ceramah Agama Islam Tentang Kebutuhan Manusia Kepada Ilmu Adalah Kebutuhan Yang Mendesak

Saat ini kita ada di pembahasan segi ke-58 tentang keutamaan ilmu, yaitu حاجة العباد إلى العلم (kebutuhan manusia kepada ilmu). Pembahasan halaman 91 pada kitab العلم : فضله وشرفه).

Ibnul Qayyim Rahimahullahu Ta’ala berkata bahwa kebutuhan manusia kepada ilmu ini bersifat darurat, yakni kebutuhan yang sangat mendesak, bahkan lebih daripada kebutuhan tubuh manusia kepada makanan. Karena tubuh manusia membutuhkan makanan dalam sehari itu sekali atau dua kali atau mungkin tiga kali sehari, tetapi kebutuhan manusia terhadap petunjuk Allah adalah sebanyak tarikan nafasnya.

Jadi perbandingannya bahwa manusia terdiri dari jasmani dan rohani. Kebutuhan jasmani manusia adalah terhadap makan, minum, atau pakaian untuk menutupi dirinya. Sebutuh-butuhnya dia makan dan minum, tetap dalam bilang yang terbatas, tidak mungkin juga dia makan setiap saat. Yakni seorang manusia jika makan sehari sekali, dia tetap bisa bertahan hidup.

Yang kedua adalah kebutuhan rohani atau jiwa manusia. Dimana dia butuh petunjuk Allah setiap saat, tidak bisa terlepas darinya. Karena manusia terdiri dari jasmani dan rohani, dan yang paling penting pada diri manusia dan inti pada diri manusia adalah rohaninya atau jiwanya. Sehingga di sini kebutuhan jiwa manusia terhadap ilmu melebihi daripada kebutuhan terhadap makanan dan minuman.

Oleh karena itu kita ketahui bersama ketika manusia kehilangan jiwa, maka dia tidak dikatakan sebagai manusia lagi meskipun dia mempunyai jasmani yang indah. Seindah apapun jasmaninya, kalau jiwanya mati, maka dia tidak akan disebut sebagai manusia lagi. Jadi manusia disebut dengan manusia ketika dia masih punya ruh atau masih punya jiwa.

Kata Ibnul Qayyim Rahimahullahu Ta’ala bahwa manusia pada setiap tarikan nafasnya butuh untuk selalu disertai dengan iman atau hikmah, yakni petunjuk Allah (ilmu yang bermanfaat). Kalau nafasnya terpisah dari petunjuk Allah, maka dia akan binasa dan tidak lama lagi kehancurannya. Dan tidak ada jalan untuk memenuhi kebutuhan terhadap iman yang harus selalu menyertai manusia kecuali dengan ilmu agama.

Berarti kebutuhan manusia terhadap ilmu diatas kebutuhan mereka terhadap makanan dan minuman.

Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan agama ini sebagai karunia terbesar. Allah tidak menyebutkan karunia terbesar itu dengan Allah berikan makan, minum, dengan Allah berikan perhiasan, bukan itu karunia terbesar. Itu memang nikmat dari Allah. Tapi ketika Allah menyebutkan “karunia terbesar”, Allah sebutkan karunia iman, karunia diutusnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam membawa petunjuk yang sempurna. Berarti ini adalah kebutuhan manusia yang terbesar, berarti ini adalah sebab kebinasaan bagi kebanyakan manusia ketika berpaling darinya. Lihatlah kedudukan ilmu yang demikian tinggi.

Imam Ahmad bin Hambal Rahimahullahu Ta’ala telah menyebutkan makna ini, secara persis beliau berkata:

الناس إلى العلم أحوج منهم إلى الطعام والشراب

“Manusia lebih butuh kepada ilmu dibandingkan kebutuhan terhadap makanan dan minuman.”

لان الطعام والشراب يحتاج اليه في اليوم مرة او مرتين

“Karena makan dan minum dibutuhkan dalam sehari sekali atau dua kali.”

والعلم يحتاج اليه في كل وقت

“Sedangkan ilmu dibutuhkan setiap saat.”

Ini gambaran dari Imam Ahmad bahwa orang yang faham tentang ilmu agama. Memang karena ilmu agama itu berhubungan dengan kebutuhan jiwa atau kebutuhan hati, manusia tidak merasakan langsung sakitnya ketika kebutuhan ini kurang terpenuhi pada dirinya. Berbeda dengan anggota badan. Adapun anggota badan ketika tidak makan maka akan lemas atau loyo badannya atau terasa kering tenggorokannya jika tidak minum atau mungkin sakit yang dideritanya. Karena berhubungan dengan badan ini sehingga orang lebih perhatian terhadap masalah ini.

Adapun yang berhubungan dengan kebutuhan hati atau kebutuhan jiwa, sebenarnya lebih menderita sakitnya dan lebih buruk keadaannya kalau tidak terpenuhi. Akan tetapi kenapa manusia kurang perhatian terhadap kebutuhan ini? Jawabnya adalah bahwa ini tipu daya setan.

Padahal sesungguhnya kalau kita mau merenungkan secara seksama, justru hati yang sakit, jiwa yang menderita ini lebih menyakitkan dibandingkan dengan sakit yang ada pada anggota badan manusia.

Oleh karena itu apa yang dinyatakan oleh Ibnul Qayyim Rahimahullahu Ta’ala di sini dan juga dibawakan pernyataan Imam Ahmad ini benar-benar menggambarkan tentang keadaan yang sesungguhnya bahwa manusia itu butuh kepada ilmu lebih daripada kebutuhan terhadap makanan dan minuman.

Oleh karena itu orang yang jauh dari ilmu, pada dasarnya dia telah mati sebelum anggota badannya masuk dalam kuburan. Ibnul Qayyim Rahimahullahu Ta’ala pernah menukil ucapan seorang penyair yang mengatakan:

وَفي الجَهلِ قَبلَ المَوتِ مَوتٌ لِأَهلِهِ. وَأَجسادُهُم قَبلَ القُبورِ قُبورُ

“Orang yang bodoh (tidak paham ilmu agama), sebelum dia mati maka hatinya telah mati di hadapan Allah. Dan tubuh-tubuh mereka sebelum dimasukkan ke dalam kuburan di tanah, tubuh mereka telah menjadi kuburan bagi hatinya yang telah mati.”

Inilah kematian yang sesungguhnya. Jadi dia seperti mayat yang berjalan. Orang seperti ini tidak ada kebaikan dalam hidupnya, tidak ada kebahagiaan, tidak ada ketenangan, karena dia jauh dari sebab kehidupan yang sesungguhnya.

Oleh karena itu kebutuhan terhadap ilmu melebihi yang namanya kebutuhan primer. Karena dia adalah kebutuhan yang bersifat darurat. Ada pernyataan dari Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullahu Ta’ala yang semakna dengan ucapan Imam Ahmad ini. Ibnu Taimiyah Rahimahullahu Ta’ala pernah mengatakan:

الرسالة ضرورية للعباد، لا بدَّ لهم منها، وحاجتهم إليها فوق حاجتهم إلى كل شيء، والرسالة روح العالم ونوره وحياته، فأيُّ صلاح للعالم إذا عدم الروح والحياة والنور؟

Petunjuk yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ini adalah kebutuhan yang paling mendesak untuk semua makhluk di alam semesta. Kebutuhan mereka terhadap ini lebih daripada kebutuhan mereka terhadap segala sesuatu. Karena petunjuk Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah kehidupan ruh dan cahaya bagi alam semesta. Bagaimana alam semesta ini bisa ada kebaikan kalau tidak ada kehidupan dan tidak ada cahaya padanya?

Perumpamaannya seperti bagian bumi yang tidak terkena matahari, tidak ada kehidupan. Akan mati tanah yang tidak terkena matahari tersebut. Maka kebutuhan manusia terhadap ilmu agama lebih daripada apa yang digambarkan tadi. Oleh karena itu hal ini menggambarkan kepada kita bahwa orang-orang yang hidup sesungguhnya adalah orang-orang yang mengisi kehidupannya dengan memahami dan mengamalkan petunjuk Allah Subhanahu wa Ta’ala dan petunjuk RasulNya Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Hal ini menunjukkan keutamaan dan kemuliaan yang sangat besar bagi ilmu dan orang-orang yang mempelajarinya.

Mari download mp3 kajian dan simak penjelasan yang penuh manfaat ini..

Download MP3 Kajian Tentang Kebutuhan Manusia Kepada Ilmu Adalah Kebutuhan Yang Mendesak

Download mp3 kajian yang lain di mp3.radiorodja.com


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/49051-kebutuhan-manusia-kepada-ilmu-adalah-kebutuhan-yang-mendesak/